Selasa, 03 Januari 2012
Kisah Nyata
Kisah Nyata-Awal mulanya saat aku masih SMA, dan dia masih SMP, walaupun dia masih SMP dia lebih dewasa dari ku. saat itu nama pacarku DI (inisial), dia bisa menerimaku apa adanya tapi aku selalu menghiraukannya, ibuny pun sudah memperlakukan ku sebagai anaknya sendiri, saat aku lagi kelaparan, dia mengantarkan makanan sambil hujan yang sangat lebat, saat motorku di sita oleh orang tua ku, dia selalu meminjamkan motornya,walaupun dia kerap di marahi oleh ayahnya.
suatu hari pada saat liburan sekolah semua orang yang ada di rumahku pergi, sedangkan aku harus menjaga rumah.
jam demi jam mulai terasa bosan, terus dia mengirim SMS, iya biasa lah SMS orang pacaran, dia bertanya “lagi ngapain,udah makan belum?” aku jawab dengan singkat “cyang, kerumah lah aku ga ada temen nih,semua orang lagi pergi” dia pun bergegas pergi ke rumahku, setelah dia sampai di rumah, hujan pun datang sangat lebat,orang tua ku pun menelpon kalau pulang akan agak malam.
dalam suasana berduaan kita pun, tau lah orang pacaran kalau lagi berduaan, kita melakukan perbuatan aku juga tau sih kalau itu perbuatan yang sangat tidak baik. kita melakukan sama halnya orang suami istri (ML),dia sempat menolak tapi aku menjanjikan kalau kita melakukannya aku akan setia,dan bila terjadi sesuatu aku pun siap bertanggung jawab.
pertama melakukan dia sangat ketakutan, malah dia sempat mau menangis. setelah kita melakukan perbuatan itu hujan pun reda dan dia ingin pulang emang sih waktu itu mulai sore sekitar jam 5.
karena kasihan, aku pun mengantarkannya pulang,
satu dua kali melakukannya, tidak terjadi apa-apa. sampai sampai kita melakukannya hampir satu minggu sekali.
pada suatu hari dia telat mens dan hampir telat 2bulan lebih, aku sih biasa saja menanggapinya, tapi dia sangat takut terjadi apa-apa. tadinya aku itu sudah mulai ada ingin bertanggung jawab, tapi dia malah deket sama seseorang dan katanya pun (gosip) dia telah melakukan hal yg sama (ML) dengannya, aku pun sempat kecewa dengan sikap dia.aku mulai tidak ingin bertemu dengannya,
setelah beberapa minggu berlalu, ada kabar dari temen ku, dia mngirim SMS kalau si DI tu mau nikah, aku pun sempat kaget dengan kabar itu.
aku mulai mencari kabar tentangnya,menelepon dia ga pernah di angkat, sampai pada satu kesempatan aku bertemu dengan temannya, aku menitip pesan agar si DI bisa menemuiku.
suatu hari si DI pun SMS dia ingin bertemu, dia bilang sore ini harus ketemu dan ingin menjelaskan semuanya. sore pun tiba, hujan pun datang tapi tak mengurungkan niat ku tuk bertemu dengannya,sewaktu bertemu denganya dia menutupi perutnya yang muali membuncit, dia bilang “INI ANAK MU, tapi aku ga kan bilang ke orang tua mu, aku takut orang tuamu marah, aku terpaksa menikah dengan orang lain”
aku pun sempat meneteskan air mata, sedih melihatnya seperti ini menahan aib aku dan dia sendiri, dia pun bilang “jangan menemui ku saat pernikahan itu berlangsung, itu hanya kan membuatmu sakit, raih lah cita-cita mu setinggi langit, birkan anak ini tumbuh dewasa denganku walau pun dia bukan ayahnya, dan bila kamu ingin tau hari pernikahanku adalah hari jadian kita 01 SEPTEMBER” hari demi hari minggu demi minggu berlalu serasa berat.
suatu hari ada kabar sekitar jam 8 malam anak itu sudah lahir,dan aku di suruh tuk menemuinya di rumah ibunya, aku pun bergegas pergi, dan ternyata ibunya pun sudah menunggu ku dari tadi.
dia berkata “ini anakmu si DI menikah hanya tuk mengambil status, ibu tidak marah asal kamu bisa terus menemui anak ini”, dan si DI pun bilang “aku sama di tidak pernah melakukan apa-apa, tapi dia bersedia menjadi orang tua nya hingga bayi ini lahir, dan aku sama dia sudah tidak ada apa-apa lagi (cerai)” aku pun rutin seminggu 1-2 kali menemuinya, sempat aku berpikir tuk menikahinya tapi orang tua ku ingin agar aku masuk TNI, tidak mungkin kan masuk TNI sudah menikah,
aku pun mengurung niatku tuk menikahinya lagi, dan aku berjanji bila sudah masuk TNI aku kan meniikahinya…
sampai minggu-minggu yang lalu aku masih menemuinya, setiap aku melihat raut muka bayi yang tidak berdosa itu, aku dengan sangat spontan sedih, pada suatu malam aku pergi ke rumahnya dia pun lagi tidur terlelap, aku pun kasihan membangunkannya, setelah beberapa menit dia pun bangun dan melihatku seperti menyembunyikan sesuatu, aku pun bergegas mengambil HP’nya dan melihat langsung SMS si DI sama seorang laki-laki dengan sangat mesra, aku pun sempat marah, tapi dia bilang belum pernah menemui orang yg ada di SMS itu.
terus laki-laki yg di SMS tu menelpon dan dia menyuruhku diam,ya ak ikuti aja mau dia, dia mengobrol dengan sangat mersa. sampai-sampai terselip kata-kata “ayah bunda”. aku pun tak kuat menahan perasaan marah itu, tapi sedikit demi sedikit aku paksakan tuk tidak marah di depannya. tak terasa sudah 1jamsetengah dia menelpon, dan aku hanya di biarkan saja dengan secangkir air putih.
dia menatap ku dengan wajah yang tidak berdosa, malah lempeng-lempeng aja menelpon da tidak ada kata-kata maaf tuk ku…
sampai-sampai aku muak melihatnya,dan ingin pulang tapi sudah sangat malam sekitar jam 1malam.
sampai saat ini hatiku sangat sakit,,,
mudah-mudahan ada yang membaca curahan hatiku ni,
saya sangat mengharapkan solusi dan masukan dari siapa saja.
terima kasih..
sumber